Masalah Anak di Hari Pertama di Cilegon, Harus Membawa Motor Sendiri untuk Dapat Masuk Sekolah

Hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2025/2026, Senin (14/7/2025), menyisakan potret dilematis bagi sebagian pelajar di Kota Cilegon.

Di tengah semangat belajar, anak-anak ini juga tengah bertaruh dengan keselamatan demi mengejar masa depan karena harus mengendarai kendaraan bermotor sendiri.

Kasatlantas Polres Cilegon, AKP Mulya Sugiharto, mengatakan bahwa pihaknya masih mengedepankan langkah imbauan terhadap siswa yang membawa kendaraan sendiri.

Ia menyadari bahwa persoalan ini bukan semata soal pelanggaran, melainkan juga soal keterpaksaan.

Ia juga menyebut bahwa tidak semua siswa bisa diantar karena faktor pekerjaan orangtua dan belum adanya angkutan pelajar yang memadai.

“Dalam hal ini, kami memberikan himbauan agar tertib memakai helm dan sesuai standarnya,” ucap Mulya.

Namun begitu, AKP Mulya menegaskan pentingnya peran orangtua dalam mengupayakan keselamatan anak-anaknya.

“Kita tetap kembalikan lagi kepada orang tua-nya dalam mengupayakan keselamatan,” tegasnya.

Jupri menyebut, pada hari pertama ini mayoritas siswa baru justru diantar oleh orangtua. Bila ditemukan pelanggaran, pendekatan yang dilakukan tetap bersifat edukatif.

“Kalaupun ditemukan informasi itu, biasanya kami panggil orang tua. Kami lebih bersifat larangan dan himbauan,” pungkasnya.

Beberapa ribu Warga Cilegon Ikuti Istigasah Muharam 1447 H dan Haul Syuhada Gempar Cilegon 1888

Beberapa ribu warga Kota Cilegon mendatangi acara Istigasah Muharam 1447 H dan Haul Syuhada Gempar Cilegon 1888, yang berjalan dengan khusyuk di Alun-Alun Kota Cilegon, pada Rabu malam, 9 Juli 2025.

Acara yang dilakukan dengan sederhana tetapi penuh arti ini dirangkaikan pemberian bansos untuk beberapa anak yatim yang terdapat di Kota Cilegon.

Wali Kota Cilegon, Robinsar, dalam sambutannya mengutarakan keutamaan peringatan itu sebagai bentuk support kepribadian dan religius untuk kelancaran aktivitas, dan sebagai penghormatan ke beberapa ulama dan pejuang yang sudah berusaha untuk kemerdekaan dan kehormatan agama.

“Kedatangan Bapak, Ibu, dan Saudara sekaligus ialah bentuk support kepribadian dan religius untuk kelancaran aktivitas ini dan bukti kesayangan kita ke perjuangan beberapa ulama dan perhatian pada beberapa anak yatim di Kota Cilegon,” kata Robinsar.

Disamping itu, Robinsar mengutamakan arti peringatan Haul Syuhada Gempar Cilegon, sebagai peristiwa penting untuk kenang kembali keberanian dan pengorbanan beberapa ulama dan pejuang dalam menantang ketidakadilan penjajahan.

“Perlawanan yang dipegang beberapa kiai dan ulama waktu itu bukan hanya memercayakan kemampuan fisik, tapi juga kemampuan iman dan keikhlasan untuk kehormatan agama dan martabat umat Islam,” tutur Wali Kota Cilegon itu.

Menurut Robinsar, Haul Gempar Cilegon mempunyai pesan penting untuk angkatan sekarang ini untuk mencontoh semangat juang beberapa pejuang.

“Haul Gempar Cilegon ialah bentuk penghormatan dan pengingat supaya kita bisa meneruskan perjuangan mereka dengan kreasi dan dedikasi. Kami mengharap angkatan penerus Kota Cilegon sanggup mewariskan nilai keberanian, perhatian, dan keikhlasan dalam membuat wilayah yang disayangi,” sambungnya.

Dalam peluang yang masih sama, KH. Ahmad Muwaqif atau yang dekat dipanggil Gus Muwaqif, dalam khotbahnya mengingati dua pesan penting yang sama-sama terkait. “Berkumpulnya kita ini hari untuk mengingati dua kejadian penting, pertama, mengenai hijrahnya Rasulullah SAW sebagai lambang perjuangan dan alih bentuk diri ke arah kebaikan, dan ke-2 , mengenai beberapa syuhada Gempar Cilegon yang berusaha dan luruh untuk kemerdekaan,” katanya dengan penuh makna.

Gus Muwaqif menyangkutkan momen bulan Muharam dengan sejarah perjuangan keluarga Rasulullah SAW. “Bulan Muharam ialah bulan yang penuh arti, di mana kita kenang kembali cerita syahidnya Sayyidina Husain dalam bela kebenaran.

Nilai itu benar-benar searah dengan perjuangan beberapa ulama dan pejuang Gempar Cilegon yang syahid menantang penjajahan untuk kemuliaan agama dan bangsa,” sambungnya.

Acara yang berjalan dengan penuh kekhidmatan ini bukan hanya menjadi tempat untuk kenang kembali beberapa jasa beberapa pejuang, tapi juga menjadi peristiwa untuk memperkuat tali persaudaraan antara masyarakat dan perkuat semangat kebersama-samaan dalam membuat Kota Cilegon.

Sebagai penutup, acara itu disudahi doa bersama-sama dan pemberian bansos ke beberapa anak yatim yang datang. Dengan acara ini, diharap semangat perjuangan dan perhatian pada sesama bisa terus berkembang dan tumbuh di Kota Cilegon. (Nbl)