Kapolres Cilegon yang baru, AKBP Martua Raja Taipar Laut Silitonga, mengawali hari pertama kalinya bekerja di Kota Cilegon dengan berkunjung beberapa figur agama.
Satu diantara yang didatangi ialah kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Cilegon di Cibeber pada Selasa 8 Juli 2025.
Lawatan itu dilaksanakan dalam rencana merajut bersilahturahmi dan perkuat kolaborasi di antara kepolisian dan organisasi keagamaan.
Antiknya, AKBP Martua memprioritaskan lawatan ke figur ulama saat sebelum masuk ke dalam ruangan kerjanya di Mapolres Cilegon.
“Kami sebagai masyarakat baru di Kota Cilegon, merasa perlu untuk terlebih dahulu silaturahmi dengan beberapa ulama. Bahkan juga kami belum berkantor, karena dari MUI kami segera ke Nahdlatul Ulama,” tutur AKBP Martua saat dijumpai di lokasi.
Menurut dia, menjaga ketertiban dan keamanan warga tidak cuma menjadi tanggung-jawab Polri semata-mata, tetapi perlu mengikutsertakan semua komponen, termasuk figur agama.
“Polri merujuk pada UU Nomor 2 Tahun 2002 mengenai Kepolisian, terutama Pasal 13. Kami mempunyai pekerjaan dasar membuat perlindungan, menaungi, dan layani warga. Karena itu kami perlu support beberapa ulama,” sambungnya.
Dia menambah jika toleran antarumat berbagai ragama menjadi perhatian khusus Polri, ditambah dalam usaha menjaga kerukunan di tengah-tengah keanekaragaman warga Cilegon.
“Program Presiden, Kapolri, sampai Kapolda Banten semua mengutamakan keutamaan menjaga kerukunan berbagai ragama. Janganlah sampai ada masyarakat yang merasa terhimpit atau alami permasalahan saat jalankan beribadah,” jelasnya.
Dalam pada itu, Ketua PCNU Kota Cilegon Erick Rebi’in menghargai lawatan Kapolres Cilegon pada awal saat pekerjaannya.
“Kami menyongsong baik kehadiran Kapolres. Ini adalah langkah pertama yang baik dalam membuat kolaborasi aktivitas keagamaan, kebudayaan, atau dalam usaha penegakan hukum di Kota Cilegon,” tutur Erick.
Menurut Erick, NU selalu terbuka untuk bekerja sama dengan siapa saja dalam menjaga kestabilan sosial dan kerukunan antarumat berbagai ragama.
“Toleran antarumat berbagai ragama ialah harga mati. Kami sudah siap bersebelahan dengan seluruh pihak sepanjang mempunyai semangat menjaga kesatuan NKRI,” tutup Erick.